Rabu, 29 Juni 2011

Sejarah Dari Pada Jaringan Komputer

    Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian.
    Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal (lihat Gambar 1) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.

http://fadel05.tripod.com/network/Image6.gif
Gambar 2 Jaringan komputer model distributed processing
    Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN.

Minggu, 22 Mei 2011

DENGAN KASIH SAYANG

Dengan kasih sayang
Kita simpan bedil dan kelewang
Punahlah gairan pada darah

Jangan!
Jangan dibunuh pada lintah dara
Ciumlah mesra anak jadah tak berayah
dan sumbat jarimu pada mulut peletupan
karena darah para bajak dan perompak
akan mudah mendidih oleh pelor
Mereka bukan tapir atau budak
hatinya pun berurusan dengan cinta kasih
seperti jendela yang terbuka bagi angin sejuk
Kita sering kehabisan cinta untuk mereka
Cuma membenci yang nampak rompak
Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka,
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak
Lahiriah yang terlalu banyak meminta
Terhadap sajak yang paling utopis
bacalah dengan senyuman yang sabar
Jangan dibenci para pembunuh
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri
Kere-kere jangan mengemis lagi
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
Pandanglah dari jendela hati yang bersih

PAHLAWAN YANG TAK DI KENAL

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bila mana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda


Sabtu, 07 Mei 2011

ORANG-ORANG MISKIN

Orang-orang miskin di jalan,
Yang tinggal di dalam selokan,
Yang kalah di dalam pergulatan,
Yang diledek oleh impian,
Janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
Mengandung buah jalan raya.

Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan mereka,
Di jalan  kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
Dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
Karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
Bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
Agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
Masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
Menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
Meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
Yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
Akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
Akan hinggap di gorden presidenan
Dan buku programma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
Bagai udara panas yang selalu ada,
Bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
Tertuju ke dada kita,
Atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
Orang-orang miskin
Juga berasal dari kemah Ibrahim

Rabu, 04 Mei 2011

SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA


Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya:
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “Kami ada maksud baik”
Dan kita bertanya:”Maksud baik untuk siapa?”

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya:
“Maksud baik saudara untuk siapa?
Saudara berdiri di pihak yang mana?”

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya:
“Lantas maksud baik saudara untuk siapa?”

Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya:
Kita ini dididik untuk memihak yang mana?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya:
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana!

SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA


Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya:
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “Kami ada maksud baik”
Dan kita bertanya:”Maksud baik untuk siapa?”

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya:
“Maksud baik saudara untuk siapa?
Saudara berdiri di pihak yang mana?”

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya:
“Lantas maksud baik saudara untuk siapa?”

Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya:
Kita ini dididik untuk memihak yang mana?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya:
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana!

Rabu, 30 Maret 2011

THANKS HmI

Hidup bukan untuk diam, melainkan bergerak tanpa henti dan menemukan hikmah dibalik segala kejadiannya bukan? Hidup adalah belajar tanpa henti, menemukan betapa menakjubkannya karunia Tuhan dan memahami segala keteraturan-Nya yang indah. Genap Tiga tahun aku menghabiskan sebagian besar waktu untuk organisasi, selama itu pula aku belajar tentang banyak hal. Namun dari semua hal yang aku dapat dari organisasi, hanya satu kesimpulan yang aku temui, yaitu bahwa Hidup adalah untuk terus belajar. Tak peduli siapapun kita, sehebat apapun kita, atau sebanyak apapun pengalaman yang kita punya, kita tetap melakukan kesalahan, meski kadang untuk satu hal yang sama. Phanta rei, ungkapan dari bahasa yunani yang dulu aku baca dari sebuah buku yang berarti  “semua mengalir”, adalah satu hukum alam yang mutlak. Tak pernah ada dua kejadian yang benar-benar sama dalam hidup, selalu ada sisi berbeda yang membuat kita belajar memahami sesuatu. satu tahun setengah, gumanku dalam hati, dan takkan selamanya aku seperti ini. Ada hal lain yang masih harus aku urus selain organisasi bernama HMI. Hingga detik ini , disaat rekan-rekanku sudah memusatkan perhatiannya pada kuliah, aku masih menikmati suasana organisasi.  kuliah belum menjadi fokus utama bagiku. Namun, aku tahu ini takkan berlangsung selamanya, sudah saatnya aku memberi lampu kuning bagi diriku sendiri dan mulai mengalihkan perhatian pada kelulusanku. Diluar sana masih banyak hal yang harus aku pelajari, masih banyak kejadian yang belum aku temui, juga masih banyak cerita yang belum aku tulis. HMI selalu menjadi bagian yang penting bagiku karena disini aku mengalami perubahan terbesar dalam hidup. Aku mengubah sikap dan pandangan dari anti organisasi menjadi seorang organisatoris.
Hmm....setumpuk cerita bersama HMI, satu tahun setengah yang melelahkan tapi menyenangkan, setumpuk pelajaran berharga, serta bekal hidup untuk berpetualang di luar sana.
Hari ini aku semakin mengerti mengapa dulu kakak tingkat dan alumni memarahiku saat aku mencoba melawan , aku mengerti mengapa mereka membentakku dan menasehatiku saat aku salah mengambil tindakan, aku mengerti mengapa mereka begitu banyak berkata-kata sebelum aku melakukan sebuah tindakan. Hari ini aku mengerti, bahwa semua yang aku alami di tempat bernama HMI bukan sebatas membuang waktu atau mengisi waktu luang.
Hari ini aku semakin meyakini bahwa HMI adalah SKS tambahan yang nilainya jauh lebih berharga ketimbang 151 SKS yang aku kontrak di UIN.Well, amazing guys!
Belajar adalah proses tanpa henti, oleh karena itu aku masih harus belajar banyak dari semua kejadian yang aku alami. Aku percaya, diluar sana masih banyak pelajaran berharga yang akan aku dapatkan. Apa yang aku dapat dari organisasi bernama HMI adalah bekal yang akan aku gunakan ketika aku telah meninggalkan kampus. Aku yakin akan hal itu. Luapan emosi, perbedaan pendapat, rasa lelah, tekanan, kegembiraan, kebanggaan, semua menjadikanku lebih dewasa menghadapi hidup. Semoga terus dan akan terus berlangsung hingga akhir nanti.
Hm...baiklah,...sudah saatnya mempersiapkan diri untuk dunia yang lebih luas....belajar lebih banyak lagi dan berpetualang lagi...thanks HMI!